ULTRA WIDEBAND (UWB)  

Dewasa ini, konektivitas nirkabel telah membuat perubahan gaya hidup sebagian besar penggunanya. Orang, kini, dengan mudah menikmati komunikasi suara secara nirkabel dengan perangkat ponsel atau PDA, bahkan untukakses Internet atau menikmati video.
Namun, banyak yang mengharapkan kenyamanan nirkabel itu bisa didapatkan pada perangkat consumer electronics . Misalnya, bagaimana PC, pemutar/perekam MP3, kamera dan camcorder digital , HDTV, set-top-box (STB), gaming system , PDA dan ponsel dapat terhubung satu sama lain, sehingga membentuk wireless personal area network (WPAN).
Saat ini, pilihan koneksi nirkabel terbatas pada Bluetooth, dan belakangan WiFi (802.11b/g). Sayangnya, keduanya tidak dioptimalkan untuk penggunaan multiple high-bandwidth seperti yang dituntut perangkat consumer electronics modern. Sekalipun dengan WiFi Anda bisa mendapatkan kapasitas bandwidth 54 Mbps, namun tak memadai digunakan pada aplikasi consumer electronics , baik dari konsumsi tenaga maupun bandwidthnya.
Misalnya, Anda harus men- stream siaran HDTV dari set-top box ke pesawat televisi dan digital video recorder sekaligus. Aplikasi ini sangat boros bandwidth , dimana WiFi ber bandwidth tinggi sekalipun kewalahan melayaninya. Apalagi Bluetooth, yang cuma sanggup menyediakan bandwidth 1Mbps.
Karenanya, yang sangat diperlukan adalah teknologi nirkabel yang mendukung beberapa high data rate streaming sekaligus, hemat energi, murah, dan dapat dikemas dalam bentuk produk yang kecil, seperti PDA atau ponsel. Dan, itu bisa dijawab oleh teknologi ultra-wideband (UWB), yang kini terus dikembangkan agar lebih siap, sebelum masuk pasar.
Berbeda dengan teknologi nirkabel yang memanfaatkan narrowband RF dan spread-spectrum (SS) seperti Bluetooth dan 802.11a/b/g, UWB memanfaatkan pita frekuensi yang sangat lebar (3.1GHz sampai 10.6GHz) untuk mentransmisikan data. Karenanya, untuk periode waktu yang sama, UWB sanggup menyalurkan data hingga 480 Mbps.
Agar tidak mengganggu perangkat nirkabel yang beroperasi di frekuensi berdekatan dengannya, daya pancar UWB dibatasi. Jadi, sekalipun UWB ber bandwidth tinggi, jangkauannya relatif pendek, sekitar 10 meteran saja. Namun, dengan konsumsi daya yang lebih rendah, UWB sangat layak diterapkan dalam bentuk chip CMOS, yang kecil dan murah, sehingga berpeluang digunakan pada consumer electronics .
UWB, sebenarnya, bukan hal baru. Heinrich Hertz (yang namanya diabadikan untuk satuan frekuensi Hz) pernah bereksperimen dengan UWB di akhir abad 19. Teknologi ini cukup luas digunakan untuk berbagai aplikasi militer. Namun, momentum komersialisasi UWB sendiri baru muncul sekitar 2002 lalu, ketika komisi komunikasi federal AS (FCC) membuka frekuensi 3,6GHz sampai 10,6GHz untuk penggunaan UWB secara komersial.
Standar UWB sendiri memang belum ada. Namun, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) telah membentuk gugus tugas 802.15.3a untuk menetapkan standar UWB dengan bandwidth 480 Mbps. Saat ini, lembaga yang juga mengeluarkan standar teknologi WiFi 802.11xx, tengah menimbang-nimbang dua proposal yang akan menjadi acuan standar UWB untuk komersial.
Proposal pertama mengajukan standar UWB berbasis teknologi multi-band orthogonal frequency division multiplexing (OFDM). Proposal ini dibuat aliansi industri bernama MultiBand OFDM Alliance (MBOA) yang dibekingi vendor semikonduktor dan consumer electronics raksasa seperti Intel, Texas Instrument (TI), Philips, Samsung, Sony, HP dan banyak lagi. Sedang proposal kedua berbasis teknologi direct sequence code division multiple access (DS-CDMA), yang sponsor utamanya adalah Motorola.
Sampai saat, belum ada kesepakatan mengenai standarisasinya. MBOA yang disebut-sebut sebagai calon terkuat sekalipun tidak sanggup meraih mayoritas suara untuk ditetapkan sebagai standar UWB oleh IEEE. Molornya penetapan standar ini menyebabkan, kalangan industri pesimis jika target untuk menggelar produk-produk UWB-enabled pada awal 2005 mendatang. Apalagi target tahun 2004, seperti yang ditetapkan WiMedia Alliance, sebuah lembaga yang bertugas mempromosikan standar UWB dan menguji kompatibilitas perangkat UWB antar sesama vendor.
Lucunya, sekalipun standar belum ditetapkan, sudah ada vendor yang merilis chipset untuk aplikasi UWB. Bahkan, chipset ini sudah mendapat sertifikasi dari FCC. Freescale Semiconductors Inc., yang awal tahun lalu hengkang dari aliansi standar UWB bentukan Motorola, sekitar Agustus lalu merilis chipset UWB XS110 ke para vendor periferal. Diperkirakan, dengan dirilisnya chipset ini, produk-produk UWB bakal muncul lebih cepat, sekitar akhir tahun ini. Freescale memang masih merahasiakan vendor-vendor mana saja yang bakal menggunakan chipset ini, namun perusahaan itu mengatakan bahwa chipsetnya akan diaplikasikan untuk mengirim konten video dari set-top-box ke LCD display atau display lainnya.
Generasi pertama chipset yang dirilis Freescale ini memiliki throughput antara 100 sampai 110 Mbps. Namun, perusahaan ini sudah mengambil ancang-ancang untuk merilis chipset UWB yang sanggup menyediakan kapasitas sampai 220 Mbps. Tahun depan, Freescale cukup optimis bisa merilis chipset UWB berkapasitas 480 Mbps, bahkan 1Gbps.
Membidik pengguna enterprise
UWB diposisikan untuk pasar WPAN berkecepatan tinggi. Namun, kalangan industri tak menutup kemungkinan menerapkan UWB untuk aplikasi enterprise. Pasalnya, para vendor PC memandang UWB sebagai enabler untuk wireless USB dan wireless 1394 . Bahkan MBOA pun sudah mendapat persetujuan menjalankan protokol IEEE 1394 dan protokol USB melalui link UWB. Hal ini mendorong penggunaan UWB untuk menghubungkan PC dengan perangkat periferal seperti printer, hard-drive dan DVD.
“Setelah wireless USB bermunculan di PC, UWB pun akan hadir di kalangan enterprise,” ujar Roberto Aiello, CEO Staccato Communications, sebuah perusahaan pembuat chip UWB dari San Diego , AS. Namun, beberapa kalangan menilai bahwa aplikasi UWB di enterprise bukan sekedar untuk konektivitas point-to-point saja.
Saat ini, menurut Sullivan, banyak perusahaan yang tengah melirik IP-centric networks , dimana masuknya UWB ini akan memperluas arsitektur dan penggunaannya. Hal ini bisa terjadi ketika UWB dipasang misalnya pada pesawat telepon, printer dan laptop.
Namun, sekalipun UWB bisa memenuhi kebutuhan enterprise, kalangan industri menilai bahwa UWB tidak akan menggantikan WiFi 802.11. Alih-alih, UWB akan meningkatkan arsitektur 802.11 di kalangan perusahaan, dengan memungkinkan aplikasi seperti video streaming dan real-time collaboration . Artinya, aplikasi yang boros bandwidth , namun tidak membutuhkan mobilitas yang tinggi, cukup disediakan melalui UWB, bukan WiFi.
Pasar menggiurkan
Sekalipun belum berwujud, UWB boleh dibilang sudah di depan mata. Telah dirilisnya chipset UWB generasi pertama oleh Freescale, dipandang positif oleh para anggota aliansi MBOA. Paling tidak, ini bisa menjadi dorongan bagi para anggotanya untuk segera merilis chipset serupa. Walau tidak berbicara atas nama anggota MBOA lainnya, Eric Broockman, CEO Alereon, salah satu sponsor utama MBOA mengatakan, paling tidak pada triwulan pertama 2005 sudah ada produk UWB yang keluar dari para anggota MBOA.
Dari segi pasar, UWB terbilang sangat menggiurkan. Seperti dilaporkan In-Stat/MDR, bahwa dalam empat tahun mendatang nilai pasar home-networking akan mencapai 17,1 miliar dolar AS. Sementara itu, pasar multimedia home networking , dimana UWB sangat berpotensi berperan, akan mencapai 5,7 miliar dolar AS pada tahun 2008 mendatang.
“Pengembangan dalam bidang PC, consumer electronics dan networking secara bersama-sama akan memunculkan pasar produk-produk baru, yang memungkinkan konten audio dan video bisa dikirim ke seluruh bagian di dalam rumah,” kata In-Stat/MDR. Namun, untuk memperebutkan kue pasar ini bukan perkara mudah. Pasalnya, UWB harus bersaing dengan teknologi lain yang sudah lebih dulu mapan, misalnya Ethernet, 802.11x dan 1394 (FireWire).
Nah, jika hal itu benar-benar terwujud pada 2005 mendatang, siapkah Anda menjadi bagian dari para early adopters UWB?

0 komentar: to “ ULTRA WIDEBAND (UWB)